Cara Budidaya Dan Ternak Ikan Mas Terlengkap

Cara Budidaya Dan Ternak Ikan Mas Terlengkap
Cara Budidaya Dan Ternak Ikan Mas Terlengkap -  Budidaya Ikan Mas Ikan mas memiliki beberapa sebutan yaitu kancra, tikeu, tombro, raja, rayo, ameh atau nama lain sesuai dengan daerah penyebarannya. Ikan mas (Cyorinus carpio, L.) merupakan spesies ikan air tawar yang termasuk dalam famili Cyprinidae, sub ordo Cyprinoidea, Ordo Ostariophysi sub kelas Teleostrei. Ikan Mas sudah lama dibudidayakandan terdomestikasi dengan baik di dunia. Diantara jenis ikan air tawar ikan mas merupakan ikan yang paling populer di masyarakat. Selain dikenal dengan nama ikan mas, ikan ini dikenal dengan nama dengan nama Ikan Karper ataupun ikan tombro. Kini telah banyak dikenal ras persilangan ikan mas antara lain Ikan Mas Merah, Si Nyonya, Taiwan, Majalaya, Kaca, Kumpai dan lain-lain.


Tips Lokasi Budidaya Ikan Mas:

  • Kemiringan tanah yg baik utk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% utk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
  • Tanah yg baik utk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yg besar & tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
  • Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
  • Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, & sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yg mengalir sangat baik bagi pertumbuhan & perkembangan fisik ikan mas. Debit air utk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan utk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m³.
  • Kualitas air utk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh & tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, & minyak/limbah pabrik.
  • Suhu air yg baik berkisar antara 20-25°C.
  • Keasaman air (pH) yg baik adalah antara 7-8.

Ciri-Ciri Strain Ikan Mas adalah sebagai berikut:


  • Ikan mas punten: potongan badan paling pendek; sisik berwarna hijau gelap; mata agak menonjol; gerakannya gesit; bagian punggung tinggi melebar; perbandingan antara panjang badan & tinggi badan antara 2,3:1.
  • Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; badan relatif panjang;  gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.
  • Ikan mas majalaya: punggung tinggi; badannya relatif pendek; sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.
  • Ikan mas taiwan: badan relatif panjang; penampang punggung membulat; sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit & aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.
  • Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang & bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, taishusanshoku nshikigoi & long tail taishusanshoku nishikigoi. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yg banyak dibudidayakan.

 Berikut ini akan disajikan tentang bagai mana sistem pembenihan/pemijahan ikan mas & hal2 yg perlu diperhatikan dlm melakukan pemijahan ikan mas.

Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu
1. Sistem pemijahan tradisional. Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:
Cara sunda:

Luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari.
disediakan injuk utk menepelkan telur; stlh proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.

Cara cimindi:

luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
disediakan injuk utk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu & diletakkan dipojok kolam & dibatasi pematang antara dari tanah;
stlh proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
tujuh hari stlh pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu stlh itu dapat dipanen benih-benih ikan.

Cara rancapaku:

luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu;
disediakan rumput kering utk menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh permukaan air kolam & dibatasi pematang antara dari tanah;
stlh proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;
stlh benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, stlh 3 minggu maka benih dapat dipanen.

Cara sumatera:

luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
disediakan injuk utk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air;
stlh proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
stlh benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.

Cara dubish:

luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dlm 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm;
stlh proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
stlh benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.

Cara hofer:

sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit & tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air.

2. Sistim kawin suntik. Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yg matang bertelur dirangsang utk memijah stlh penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dlm tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Stlh suntikan dilakukan dua kali, dlm tempo 6 jam induk akan terangsang melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yg tinggi, sarana yg lengkap & perawatan yg intensif.

Hal yg perlu diperhatikan dlm melakukan pemijahan ikan mas:


  • Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
  • Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dlm air cukup; debit air cukup; & suhu berkisar 25 derajat C.
  • Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
  • Jumlah induk yg disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
  • Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Utk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi & sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.

 Ciri-ciri induk jantan & induk betina unggul yg sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:

  • Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
  • Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
  • Bentuk tubuh ikan mas secara keseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.
  • Pangkal ekor kuat & normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor. 
  • Tutup insan normal tidak tebal & bila dibuka tidak terdapat bercak putih;  panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.

Sedangkan “ciri-ciri untuk membedakan induk jantan & induk betina ikan mas” adalah sebagai berikut:

Ciri-Ciri Ikan Mas Betina

  • Badan bagian perut besar, buncit & lembek.
  • Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
  • Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.
  • Ciri-Ciri Ikan Mas Jantan
  • Badan tampak langsing.
  • Gerakan lincah & gesit.
  • Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
  • Dalam membudidayakan ikan mas banyak sekali hambatan yang dihadapi berupa hama dan penyakit. Berikut adalah hama dan penyakit ikan mas:


Hama Ikan Mas

Bebeasan (Notonecta)

  • Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.

Ular
Menyerang benih & ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
Lingsang

  • Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.

Ikan gabus

  • Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.

Belut & kepiting

  • Pengendalian: lakukan penangkapan.

Ucrit (Larva cybister)

  • Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.

Kodok

  • Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yg mengapung; menagkap & membuang hidup-hidup.

Burung

  • Memakan benih yg berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.

Penyakit Ikan Mas

Bakteri aeromonas punctata

  • Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat & melepuh; cara bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan dlm organ hati & ginjal.
  • Pengendalian: penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100 mg/kg ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
  • Bengkak insang & badan ( Myxosporesis)
  • Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan.
  • Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200 gram/m 2 , biarkan selama 1-2 minggu.

Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus & girodactylogyrus)

  • Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan & menebal pada insang.
  • Pengendalian: direndam dlm larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit & direndam dlm Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam; hindari penebaran ikan yg berlebihan.

Bintik merah (White spot)

  • Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yg ada disekitarnya & berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air.
  • Pengendalian: direndam dlm larutan Methylene blue 1% (1 gram dlm 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam & Direndam dlm garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.

Kutu ikan (argulosis)

  • Gejala: benih & induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip & insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage).
  • Pengendalian: ikan yg terinfeksi diren& dlm garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit & direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit; dengan pengeringan kolam hingga retak-retak.

Gatal (Trichodiniasis)
Menyerang benih ikan.

  • Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium.
  • Pengendalian: rendam selam 15 menit dlm larutan formalin 150-200 ppm.

Bakteri psedomonas flurescens
Gejala: pendarahan & bobok pada kulit; sirip ekor terkikis.

  • Pengendalian: pemberian pakan yg dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
  • Jamur (Saprolegniasis)
  • Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip & bagian yg lainnya.
  • Gejala: tubuh yg diserang tampak seperti kapas. Telur yg terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas.
  • Pengendalian: direndam dlm larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit; telur yg terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.

 Berikut ini adalah cara mencegah hama dan penyakit pada ikan mas.

  • Sistem pemasukan air yg ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
  • Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
  • Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati & benar.
  • Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.
  • Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
  • Pemeliharaan ikan yg benar-benar bebas penyakit.
  • Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.

Demikianlah informasi mengenai Cara Budidaya Dan Ternak Ikan Mas Terlengkap . Kunjungi informasi lainya seperti Cara Budidaya Dan Ternak Lobster Air Tawar Terlengkap . Terimakasih 


Cara Budidaya Dan Ternak Lobster Air Tawar Terlengkap

Cara Budidaya Dan Ternak Lobster Air Tawar -  Budidaya Lobster Air Tawar  . Lobster Air Tawar  biasanya bisa bertahan hidup pada parameter air cukup lebar. Lobster Aiir Tawar juga toleran pada jumlah oksigen terlarut yang rendah. Namun, untuk bisa tumbuh dengan baik dalam kondisi seperti ini tentunya cukup sulit. Agar bisa tumbuh dengan baik, Lobster Air Tawal membutuhkan kandungan oksigen terlarut diatas 4 ppm. Selain itu, Lobster Air Tawar cukup toleran pada suhu yang sangat dingin sampai suhu panas diatas 35 °C sekalipun. Namun sebagai saran, sebaiknya Lobster Air Tawar dipelihara dalam suhu sekitar 25-29 °C.  Berikut informasi selengkapnya .




Sedangkan untuk tingkat keasaman air,Lobster Air Tawar dapat hidup dalam perairan yang kisaran pH-nya sedikit alkalin yakni antara 7-9. Lobster Air Tawar jarang sekali dijumpai hidup pada perairan dengan dengan pH dibawah 7. Untuk kandungan kapur yang diperlukan bagi media hidup Lobster Air Tawar adalah sedang sampai tinggi. Kondisi ini perlu dikondisikan untuk menjaga kadar kalsium terlarut tetap tinggi sehingga mendukung pembentukan cangkang Lobster Air Tawar.
Pemilihan Indukan Lobster Air Tawar :


Lobster yang akan digunakan sebagai indukan dalam proses pembenihan lobster air tawar harus sudah melalui tahap  seleksi  indukan agar kualitas   bibit yang dihasilkan pada  akhirnya   nanti adalah   bibit   yang benar – benar berkualitas baik, dalam artian mempunyai laju pertumbuhan yang cepat dan sehat. Untuk mendapatkan indukan dengan kualitas baik, pembudidaya dapat memperolehnya dari panti induk ataupun mendapatkannya dengan cara melalui proses pembesaran calon indukan sendiri.

Pemberian Pakan Lobster Air Tawar

Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Untuk pagi cukup 30% dan sore 70%, hal ini karena lobster termasuk hewan nocturnal (aktif pada malam hari). Pakan yang diberikan berupa butiran pelet (yang dapat tenggelam dalam air) dan  makanan alami berupa kacang-kacangan, umbi-umbian dan sayuran lainnya yang sebaiknya dimasak terlebih dahulu untuk memudahkan lobster mencernanya.

Jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan jumlah lobster yang ada. Usahakan tidak  menyisahkan makanan dalam aquarium secara berlebihan, karena akan mempengaruhi kualitas air dan kadar oksigen.

Ketersediaan Oksigen : 

Oksigen yang terlarut dalam air merupakan faktor terpenting dalam memelihara semua jenis hewan air, termasuk lobster. Oksigen terlarut dapat diperoleh dari aerator, atau alat-alat aquarium lain yang banyak dijual di toko perlengkapan ikan.

Kualitas air : 

Dalam berbudidaya lobster, kualitas air harus senantiasa terjaga. Hal ini untuk menjaga lobster dari berbagai penyakit dan menjaga nafsu makannya.

Tempat Persebunyian : 

Lobster merupakan hewan yang membutuhkan tempat untuk bersembunyi, terutama ketika siang hari dan proses molting (pergantian kulit/cangkang).

Tempat persembunyian bisa dibuat dari rooster atau paralaon/PVC dengan ukuran yang disesuaikan dengan tubuh lobster.

Proses Pembenihan Lobster Air Tawar 

Membedakan jantan dan betina

Sebelum melakukan pembenihan pembudidaya lobster harus dapat mengetahui terlebih dulu perbedaan antara lobster jantan dan betina. Cara membedakan kelamin yang paling muda adalah menggunakan teknis visual dari atas.Lobster jantan dapat di lihat jika pada capik sebelah luarnya terdapat bercak berwarna merah. Namun, tanda merah itu baru muncul ketika lobster berumur 3-4 bulan atau setelah lobster berukuran 3 inc (7 cm). Tanda merah ini juga merupakan tanda lobster jantan telah siap kawin (matang gonad). Sedangkan pada lobster betina di bagian yang sama tidak tampak tonjolan (penis). Ciri lobster betina adalah terdapat lubang pada pangkal kaki ketiga dari bawah (ekor). Lubang tersebut adalah kelamin lobster betina dan tempat mengeluarkan telurnya.

Pemilihan Induk Lobster air Tawar 

Pilih indukan yang berukuran di atas 4 inci (10 cm) atau berumur di atas 5-6 bulan karena lobster seperti ini akan memiliki jumlah anakan cukup banyak.

Tips memilih calon indukan yang berkualitas;
a. Pilih indukan yang pertumbuhannya paling cepat di antara lobster-lobster yang lain
b. Beli indukan di tempat penjual indukan yang telah bersertifikat
c. Perhatikan kelaminnya, jangan pilih lobster yang ”banci”. Pasalnya ada indukan yang mempunyai indukan betina, tetapi juga memiliki kelamin jantan (sering di sebut dengan lobster banci). Lobster tersebut kemungkinan besar tidak bisa bertelur

d. Pilih lobster yang badannya gemuk. Hindari memilih indukan yang kepalanya besar tetapi tubuh dan ekornya kecil. Ciri tersebut menandakan lobsterkurang makan.

e. Kawinkan lobster minimum ketika berumur 4 inci atau kira-kira berumur 5-6bulan. Semakin kecil (muda) lobster di kawinkan, pertumbuhan anakannya akan selalu lambat. Misalnya, jika mengawinkan lobster ukuran 3 inci (7,5cm) dan 4 inci (10 cm) akan jauh lebih cepat daripada yang 3 inci. Namun,
bukan berarti ukuran tubuh anakan lobster 3 inci tidak bisa melebihi tubuh induknya. Lobster tersebut tetap bisa tumbuh melebihi induknya tetapi  prosesnya lebih lambat. Lobster ukuran 3 inci memiliki jumlah telur 15 maksimum 50 butir, sedangkan lobster berukuran 4 inci bisa menghasilkan telur 200 butir.
f. Calon indukan lobster berkualitas bisa didapat dengan cara memisahkan lobster jantan dan betina ketika mereka berukuran 2 inci (5 cm). Paling bagus baru di kawinkan setelah masing-masing mencapai ukuran minimum
4 inci (10 cm).
g. Perlu juga diketahui asal usul lobster atau keluarganya pilih jenis lobster yang murni dari spesies tertentu agar pertumbuhan anakan lobster lebih baik

Mengawinkan Lobster

Gabungkan indukan jantan dan betina lobster menjadi satu dalam suatu media akuarium yang berukuran 1x 0,5 meter tinggi 25 cm bisa di masukan sekitar 5 lobster betina dan 3 lobster jantan. Satu jantan prinsipnya mampu membuahi 30 betina tetapi dalam perkawinan di akuarium digunakan 3 lobster jantan karena dalam perkawinan tersebut lobster betina lebih dominan dalam memilih pasangan yang cocok sehingga jika hanya ada 1 ekor lobster jantan di dalam akuarium, kemungkinan ke 5 lobster betina untuk kawin dan bertelur semua menjadi lebih kecil.

Kebiasaan lobster dalam melakukan perkawinan saling mencari kecocokan. Ketika mengawinkan lobster, ukuran tubuh lobster jantan dan betina tidak harus sama karena di habitat aslinya, lobster jantan memang memiliki tubuh lebih besar daripada lobster betina.
Jika media perkawinan menggunakan akuarium ukuran 1x 0,5 x 0,5 meter, letakan minimum 8 buah pipa paralon berdiameter 2 inci dan panjang 15-20 cm, tergantung pada ukuran indukan. Indukan berukuran 4 inci, panjang paralon yang di gunakan 15 cm dan indukan dengan ukuran 5-6 inci panjang paralonnya 20 cm. Dua minggu setelah lobster jantan dan betina di gabungkan biasanya sudah ada indukan bertelur.

Lobster dalam masa perkawinan akan saling berhadap-hadapan membentuk formasi huruf Y. Lobster jantan akan mengeluarkan sperma dan meletakannya di dekat pangkal ke dua kaki lobster betina. Sperma tersebut berwarna putih, menggumpal, agak keras, dan larut ke air. Setelah di buahi, lobster betina akan menyingkir dari lobster jantan sampai perlahan-lahan mengeluarkan telurnya dari
lubang pangkal kaki ketiga melewati sperma lalu turun ke ekor atau abdomennya. Telur di kumpulkan didalam abdomennya sambil ekornya menutup rapat selama seminggu pertama.

Pemindahan Induk Pengeraman dan Penetasan Telur

Setelah minggu ke-2 atu ke-3 telur baru dapat menempel dengan baik di kakirenangnya, dan si betina akan berjalan keliling dengan ekor terbuka sehingga telurnya dapat terlihat. Dalam keadaan seperti ini induk dapat dipindahkan dari akuarium perkawinan, ke kolam penetasan yang berukuran 1x 2 meter, atau ke kolam penetasan masal menggunakan kurungan keranjang. Resiko meletakan induk ke dalam akuarium adalah harus memindah-mindahkan lagi, karena setelah satu bulan harus di pisah-pisahkan lagi ke dalam akuarium

Ciri Ciri Proses Pematangan Telur :

a. Minggu kedua bentuk telur masih bulat
b. Minggu ketiga mulai terlihat dua bintik hitam pada telur. Binitk hitam tersebut merupakan embrio
c. Minggu keempat, capit, sungut, dan kakinya mulai tumbuh. Pada fase ini, lobster masih belum bisa mandiri. Jika fase ini telur rontok dari induknya kemungkinan besar embrio tersebut akan mati. Ketika menempel di kaki renang induknya, ibunya akan dengan telaten merawat embrio tersebut dengan cara menggoyang-goyangkan kaki renangnya untuk memberikan oksigen pada anak-anaknya, sering kali si induk akan merapikan telurnya menggunakan kaki jalannya.

d. Minggu kelima hampir seluruh kuning telur sudah habis. Ketika, embrio mulai lepas satu persatu dari induknya untuk mencari makanan sendiri.

Meskipun sudah lepas, embrio bisa saja menempel ke kaki renang induknyasehingga ketika anakan sudah lepas sekitar 70%, sisanya sebanyak 30% yangmasih menempel sebaiknya dirontokan saja karena di khawatirkan nalurinkeibuannya sudah hilang akibat terlalu lama menggendong telur.
Setelah bersih, si induk betina dipindahkan ke akuarium lain untuk istirahat selama dua minggu sampai berganti kulit. Tujuannya, jika berganti kulit, ukuran lobster menjadi semakin besar, sehingga semakin banyak juga jumlah anakan yang dihasilkan pada penetasan berikutnya karena semakin besar tubuh lobster betina, kapasitas penyimpanan telurnya akan bertambah besar. Semakin bertambah usia dan ukuran lobster, jumlah telurnya terus bertambah, tetapi frekuensi bertelurnya menjadi lebih jarang. Ketika sedang dalam masanistirahat panjang (1 bulan), ada kemungkinan induk sudah matang gonad. Induk seperti ini dapat mengeluarkan telur sendiri tanpa dibuahi. Namun, telur yang dihasilkan adalah telur kosong sehingga ketika induk menggendong telur selama 1-2 minggu dan merasakan bahwa telur yang digendongnya tidak ada pertumbuhan maka telur tersebut akan dimakannya.

Apabila air ditempat perkawinan dan air ditempat penetasan memiliki perbedaan suhu dan pH, letakan terlebih dulu lobster yang sedang bertelur tersebut 17 kedalam baskom yang diisi dari akuarium perkawinan baru kemudian dipindahkan kekolam penetasan dengan dipercik-percikan air kolam supaya suhu dan pH air di baskom stabil.

Pemeliharaan Benih
Setelah menetas, anakan lobster tidak cocok diberi makanan dari jenis sayuran  dan umbi-umbian sebaiknya merekan diberi cacing sutera atau cacing beku sehingga bisa memacu pertumbuhan denga baik. Jumlah pakan yang diberikan sebaiknya 3% dari berat badannya. Pada pagi hari pakan yang diberikan sebanyak 2% dan sore hari
75%.

Kematian Benih Lobster

Kematian benih biasa dipicu oleh kegagalan dalam pergantian kulit yang pertama kali. Meskipun demikian, perlu diperhatikan adanya bahaya pencemaran racun yang bisa muncul, misalnya racun bekas semprotan (fogging) DemammBerdarah Dengue (DBD). Maka dari itu sebelum penyemprotan sebaiknya semua media ditutup dengan plastik, apabila perlu matikan aeratornya.

Panen Benih

Dalam pemanenan benih berukuran 1-2 cm alat yang digunakan adalah emberplastik scoopnet berukuran 20 x 10 cm. Sementara itu saat yang baik untukpemanenan adalah sebelum jam 9 pagi berada dilingkungan terbuka, kualitas danparameter air yang digunakan harus sama dengan air dalam akuarium agar benihtidak menjadi stres. Sebaiknya air yang digunakan berupa air baru, bukan dari
akuarium karena biasanya telah kotor. Perlu diketahui, tingkat sensitifitas benihberukuran 20 hari terhadap perubahan lingkungan drastis lebih tinggi dibandingkandengan ukuran lebih besar.

Simulasi Usaha Pembenihan

Simulasi usaha yang dilakukan dilahan pekarangan rumah dengan menggunakan
bak tembok adalah sebagai berikut :

a) Luas keseluruhan 100 m2
- Lahan perawatan induk seluas 30 m2
.
- Lahan pemijahan 20 m2
.
- Lahan pembenihan 40 m2
- Lahan untuk tendon air dan lain-lain 10 m2
.
b) Wadah pembenihan berupa bak tembok dengan ukuran 1 m x 1 m x 1 m
sebanyak 35 bak
c) Sarana dan prasarana
1) Prasarana
- Pengadaan induk 30 pasang. Perbandingan induk jantan dan betina
1 : 3.18

- Perbaikan/pembuatan kolam.
- Pengadaan peralatan :
o Thermometer.
o pH meter
o Water heater.
o Pompa air dan aerator

2) Sarana

- Pakan
- Pakan induk berupa pellet dengan kandungan protein 30%
sebanyak 2-3% berat ikan. Frekuensi pemberian pakan sebanyak
3 kali. Selama induk di kolam perawatan diberi pakan pelet
dengan penambahan pakan alami, seperti tauge dan cincangan
wortel.
- Pakan larva berupa plankton dari jenis daphnia, klorela, tubefix,
rotifer sebanyak 1% dari berat biomas.
- Pakan benih berupa pakan alami, seperti cacing.
d) Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk operasional 1 orang
e) Jumlah induk jantan 30 ekor dan induk betina 90 ekor.
f) Frekuensi pemijahan 3 kali setahun.
g) Jumlah benih yang dihasilkan dari 90 ekor induk betina yang bertelur 1.000
butir dengan SR 80% dan frekuensi pemijahan 3 kali adalah 90 x 1.000 x 3 x
80% = 216.000 ekor per tahun.
h) Siklus periode pembenihan lobster 2-3 bulan.

Pembesaran
Pembesaran lobster air tawar bertujuan untuk mendapatkan lobster dewasa yangsiap dikonsumsi, untuk mendapatkan indukan dan untuk dijadikan lobster hias.Pembesaran lobster sangat berhubungan dengan laju pertumbuhan. Semakin tinggi lajupertumbuhannya, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan lobster ukuran konsumsiakan semakin pendek.

Pertumbuhan pada lobster dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pertumbuhanmutlak dan pertumbuhan nisbi. Pertumbuhan mutlak yaitu ukuran rata-rata yangdicapai oleh lobster dalam satuan waktu tertentu. Sementara pertumbuhan nisbididefinisikan sebagai ukuran panjang apa berat yang dicapai dalam periode tertentuyang di hubungkan dengan panjang atau berat pada awal periode tersebut.Secara umum, pertumbuhan di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal danfaktor eksternal. Faktor internal meliputi sifat genetis dan kondisi fisiologi. Sementara 19faktor eksternal berkaitan dengan lingkungan yang menjadi media pemeliharaan, antara lain kimia air, substrak dasar, suhu air, dan ketersediaan pakan.

Dalam pembesaran, pilih benih yang berjenis kelamin jantan saja karena
pertumbuhannya lebih cepat daripada yang betina apalagi ketika memasuki tahap
pembesaran energi yang dimiliki lobster betina tidak hanya untuk membesarkan
dagingnya, tapi juga untuk memelihara telurnya.

1. Persiapan Kolam

Wadah pembesaran lobster perlu dibersihkan dari zat beracun terutama bagian dasar kolam umumnya, zat beracun berasal dari polutan pakan dan bangkai lobster pada periode pemeliharaan sebelumnya. Untuk membersihkannya, lapisan tanah yang berbau tersebut dikerok dan dibuang. Selanjutnya, kolam dikeringkan dan dipupuk seperti pada persiapan pembenihan.

2. Persiapan Instalasi/infrastruktur Kolam
Sebelum kolam diisi dengan benih, sebaiknya sistem pemasukan dan pengeluaran air sudah bisa di operasikan. Jumlah dan jenisnya perlu disesuaikan dengan jumlah benih yang akan ditebar. Sistem aerasi dan sirkulasi air sudah dapat bekerja dengan baik.

1. Persiapan Benih

Rekondisi pertama dilakukan dengan mencipratkan air pada benih pada sebuah wadah, misalnya ember. Pencipratan dilakukan pada seluruh tubuh benih, terutama insang. Kolam karantina diaerasi kuat dan diusahakan kondisi kolam gelap (diberi penutup). Rekondisi dilakukan selama 1-2 hari.
Sebelum menebar benih, hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut;

1) Cek kualitas air, terutama suhu, pH, dan DO. Pastikan suhu air berkisar
26-290
C, pH 7-8, dan DO sekitar 4 ppm
2) Cek kondisi kolam jangan sampai masih ada kebocoran
3) Sistem aerasi sudah berjalan dengan baik. Areator atau blower harussudah dinyalakan 24 jam sebelum ditebar

Menebarkan Benih

Jika media pembesaran berupa kolam semen, bagian atas kolam tersebut sebaiknya diaci apa dikeramik atau paling tidak 10-20 cm bagian paling atas dari wadah pembesaran harus dibuat licin. Untuk kolam tanah, bagian pinggirnya harus diberi pagar dari karpet talang air selain itu, selang masuknya air atau kabel listrik sebaiknya dimasukan ke dalam pipa paralon agar tidak dijadikan sebagai tempat memanjat lobster.Ukuran benih yang akan ditebar sebisa mungkin seragam. Namun mendapatkan benih yang demikian memang agak sulit. Oleh karenanya, perbedaan ukuran benih masih bisa ditoleransi hingga tidak lebih dari 10 gram.

Tingkat kepadatan dalam penebaran berkisar 5-10 ekor/m2 dengan masa pemeliharaan 6-8 bulan. Kepadatan tinggi dapat meningkatkan mortalitas atau memperlambat laju pertumbuhan. Benih ditebar dengan cara meletakannya diatas permukaan kolam tanah/ semen. Jangan sekali-kali menebar benih
dengan cara dilempar karena dapat merusak organ dalam dan organ luar.

Pemberian pakan

Lobster adalah jenis hewan omnivora atau hewan pemakan segala. Sebaiknya, makanan untuk lobster diberikan dalam kondisi mentah, baik itu sayuran maupun daging. Lobster makan didasar kolam, sehingga makanan harus ditenggelamkan ke dasar kolam. Pakan lain yang cuckup baik di beri untuk lobster adalah daging, cacing sutera dan blood worm. Namun, jika cacing sutera atau cacing tanah diberikan harus ada perlakuan khusus.Ketika baru diambil dari sungai atu baru dibeli dari pedagang harus diendapkan terlebih dahulu selama satu hari. Tujuannya agar cacing membuang kotoran didalam perutnya sehingga yang tersisa hanya dagingnya. Para pembudidaya pemula disarankan menggunakan cacing beku untuk pakan lobster-lobsternya.

Dalam sehari, pakan yang diberikan sebanyak 3% dari berat badan lobster. Pakan tersebut diberikan dua kali sehari, yakni pagi hari pukul 07.00 - 10.00 pakan sebnayak 25% dan sore hari pada pukul 17.00 sebanyak 75%. Persentase pemberian makan malam lebih banyak karena lobster termasuk hewan nokturnal yang aktif pada malam hari.

Cara lain untuk mengetahui jumlah pakan yang akan diberikan adalah dengan menetapkan target pertumbuhan yang diinginkan secara periodikal, kemudian menghitung kebutuhan pakan yang menunjang pertumbuhan tersebut. Cara ini sangat bermanfaat untuk mengetahui secara logis antara
pertumbuhan dengan pakan yang dapat dijadikan pola yang lebih terukur.

Pertumbuhan Benih

Pertumbuhan erat kaitannya dengan konsumsi pakan, lingkungan tumbuhan dan faktor genetis. Pemberian pakan memegang peranan yang paling tinggi. Dengan pemberian pakan yang sesuai, pertumbuhan lobster bisa diprediksi. Semakin besar atau bertambahnya umur lobster, tingkat
pertumbuhannya akan semakin menurun (persentase pertumbuhannya semakin kecil).21

 Pencegahan Hama dan Penyakit

Meskipun lobster air tawar termasuk tahan terhadap serangan hama dan penyakit karena kulitnya yang keras dan tebal, tetapi kewaspadaan tetap saja diperlukan. Beberapa penyakit yang sering menyerang lobster dan menyebabkan kematian adalah sebagai berikut :

1) Saprolegnia dan Achyla

Kedua pathogen ini menyerang jaringan luar lobster dan menyerang
telurnya. Mereka dapat menghambat pernapasan lobster sehingga telur
akan mati dan tidak menetas. Tanda lobster terserang penyakit ini adalah
pada tubuhnya ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas.
Cendawan ini menyebabkan nafsu makan lobster menurun dan akhirnya
mati. Cara mengatasi Saprolegnia sp adalah dengan merendam lobster yang
terinfeksi ke dalam Malachite Green 2-3 ppm selama 30-60 menit.
2) Cacing jangkar
Cacing Lernea cyprinacea dan Lernaea carasii menembus jaringan tubuh
dengan kaitnya yang menyerupai jangkar. Bagian insang pada lobster yang
terjangkit tampak dihuni cacing dan terdapat cairan atau lender yang
memanjang. Akibatnya, lobster kekurangan darah kehilangan bobot tubuh,
dan kemudian mati. Cacing jangkar dapat diatasi dengan merendam lobster
yang terinfeksi kedalam larutan garam (20 gram garam dilarutkan ke dalam
1 liter air) selama 10-20 menit.
3) Argulus foliaceus
Serangan argulus pada lobster ditandai dengan adanya bintik merah
pada tubuh. Racun argulus ini menyebabkan kematian pada lobster akibat
anemia dan kehilangan banyak darah. Racun yang melukai kulit bisa
mengundang infeksi saprolegnia yang semakin menambah penderitaan
lobster. Penyakit ini bisa diatasi dengan merendam lobster kedalam 1
mililiter Lysol yang dilarutkan dalam 5 liter air selama 15-60 detik. Setelah
itu, rendam lobster ke dalam sodium permanganate sebanyak 1 gram yang
dilarutkan dalam 100 liter air selama 1,5 jam. Pemberiaan Neguvon,
Masoten, dan Lindane dilakukan jika serangan telah mencapai stadium
puncak karena ketiganya bersifat racun yang justru bisa membahayakan
lobster.
4) Larva cybister (ucrit)
Larva cybister (ucrit) adalah hewan yang bentukya seperti ulat,
tubuhnya berwarna agak kehijauan, dan panjangnya dapat mencapai 2 cm.
hewan ini memiliki gigi taring yang terletak di kepala sebagai alat untuk
menggigit mangsanya. Sementara di bagian tubuh belakang, ucrit memilik 22
alat penyengat. Meskipun demikian tubuhnya kaku, tetapi gerakannya
terbilang cepat. Dilihat dari jenis darahnya, larva cybister termasuk hewan
berdarah putih.
5) Linsang
Linsang atau sero adalah hewan berkaki empat, berbulu, dan berekor
panjang. Tubuhnya mirip kucung, tetapi ukurannya lebih panjang. Bila
terkena sinar, matanya mengeluarkan cahaya berwarna biru. Hewan ini
banyak ditemukan di daerah kaki gunung atau daerah berbukit. Tempat
persembunyian sero sangat susah ditemukan.
Sejauh ini, pemberantasan sero masih sulit dilakukan karena sangat
susah ditangkap. Selain itu, penciumannya juga sangat tajam, meskipun
dipancing dengan ikan dan lobster yang sudah diberi racun. Hanya
pencegahan yang baru bisa dilakukan dengan yang dibuat mendadak.
Pencegahan lainnya dengan memagar areal kandang, tetapi cara ini
membutuhkan biaya yang sangat besar.
6. Penyaing
Golongan penyaing (kompetitor) adalah hewan yang menyaingi lobster air
tawar dalam hicdupnya, baik mengenai pakan maupun ruang untuk bergerak.
Keberadaan kompotitor dikolam akan membuat bias dalam perhitungan FCR.
Jumlah pakan yang diberikan ternyata tidak seluruhnya dikonsumsi oleh lobster
air tawar. Penyaing ikut memanfaatkan pakan yang di tebar oleh pembudidaya.
hitungan FCR menjadi lebih tinggi.
Beberapa jenis penyaing yang sering hidup bersama lobster air tawar
dikolam itu yaitu bangsa siput, seperti trisipan dan concong, ikan liar seperti
mujair, ketaman-ketaman serta udang kecil-kecil.
Untuk mengendalikan beberapa kompetitor ini, perlu dilakukannya upaya
pemberantasan agar tidak bersaing dalam mendapatkan pakan dengan lobster
air tawar. Berikut ini adalah cara yang bisa dilakukan dalam pemberantasan
kompotitor:
1) Biji Teh
Bungkil biji teh adalah ampas yang dihasilkan biji teh yang diperas
minyaknya. Sejauh ini, biji teh banyak diproduksi dicina. Kadar saponin
dalam setiap bungkil biji teh tidak sama tetapi biasanya dengan 150-200 kg
bungkil biji teh per hektar kolam, sudah cukup relatif mematikan ikan liar
atau buas tanpa mematikan lobster air tawar yang dipelihara.
Dosis yang digunakan sekitar 200-250 kg/ha kolam. Sebelum ditebar,
volume air dalam kolam dikurangi hingga 1/3-nya saja. Dengan demikian, 23
dosis yang digunakan saponin menjadi lebih encer. Penggunaan bungkil ini
akan lebih efektif jika dilakukan pada siang hari, pukul 12.00 atau 13.00
Sebelum digunakan, bungkil ditumbuk dulu menjadi tepung, kemudian
direndam didalam air selama beberapa jam atau semalam. Setelah itu, air
tersebut dipercik-percikan kedalam tambak, sementara menabur bungkil,
aerasi dalam kolam dihidupkan agar saponin teraduk merata. Hal yang perlu
di antisipasi yaitu air buangan yang telah diberi saponin. Air buangan
dipastikan telah bebas dari residu saponin karena bila tidak, bisa bersifat
racun bagi lingkungan sekitar.
2) Rotenon dari akar deris (tuba)
Akar deris dari alam mengandung 5-8% Rotenon.Akar yang masih kecil
lebih banyak mengandung rotenone. Zat ini dapat membunuh ikan pada
kadar 1-4 ppm, tetapi batas yang mematikan lobster air tawar tidak jauh
berbeda.
3) Nikotin
Ikan liar, ikan buas, dan siput dapat diberantas dengan nikotin pada takaran 12-15 kg/ha. Selain nikotin, kompetitor dapat di berantas dengan sisa-sisa tembakau berdosis 200-400 kg/ha. Sisa ditebarkan dikolam sesudah tanah dasar dikeringkan dan kemudian diairi setinggi 10 cm. Setelah ditebarkan, sisa tembakau dibiarkan selama 2-3 hari agar racun nikotinnya dapat membunuh kompetitor. Sementara airnya dibiarkan sampai habis menguap selama 7 hari. Setelah itu, kolam dialiri lagi tanpa dicuci dulu
sebab sisa tembakau sudah tidak beracun lagi dan dapat berfungsi sebagai
pupuk.
7. Penyaing
Tidak ada salahnya juga, hama seperti tikus air, burung, dan kucing juga harus diwaspadai. Perlu diketahui bahwa kematian lobster umumnya tidak murni disebabkan oleh serangan hama dan penyakit. Kegagalan dalam pergantian kulit (moulting) pertama dapat mematikan lobster. Insang padalobster yang memaksakan diri untuk berganti kulit biasanya akan lepas dan lobster akan mati seketika itu juga. Hal ini bisa diatasi dengan meningkatkan pasokan oksigen terlarut dalam air. Terutama sebelum dan sesudah pergantian kulit berlangsung.
8. Pencagahan
Beberapa cara yang dilakukan untuk mencegah adanya serangan hama di lokasi pembudidayaan lobster air tawar sebagai berikut :24
a) Mengeringkan bak atau kolam yang akan digunakan sehingga hamahama
mati.
b) Melakukan pengapuran pada saat persiapan kolam atau bak.
c) Memasang saringan pada pintu masuk sehingga hama tidak masuk ke kolam.
d) Melakukan filterisasi, yakni air yang masuk ke areal kolam harus melalui
filter terlebih dahulu sehingga bibit-bibit hama yang masih kecil dapat
tertahan oleh filter tersebut.
e) Memberantas hama, baik secara mekanik, biologis, maupun secara
kimiawi.
f) Memberi pagar pada seputaran areal kolam setinggi 60 cm. Bahan pagar
yang digunakan yaitu seng, semen, atau jaringan.
Sementara upaya pencegahan terhadap datangnya serangan penyakit
dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
a) Mengeringkan kolam atau bak untuk memotong siklus hidup penyakit.
b) Mengapur kolam sebelum penebaran benih sehingga dapat membunuh
hama dan penyakit, selain itu juga dapat meningkatkan pH.
c) Menjaga kualitas air agar parameternya tetap pada kondisi normal.
d) Menjaga kebersihan sekitar areal perkolaman
e) Melakukan penebaran dengan padat tebar yang optimal dan ukuran
yang seragam untuk menurunkan tingkat kanibalisme.
f) Melakukan penanganan yang baik agar tidak menimbulkan luka pada tubuh lobster.
g) Menghindari masuknya binatang-binatang pembawa penyakit, seperti burung, dan siput.
9. Pemanenan
Pemanenan lobster air tawar dilakukan ketika ukurannya telah mencapai ukuran standar yang diminta pasar. Saat ini, ukuran yang banyak diminta pasar sekitar 10-12 ekor/kg atau 85-100 gram. Semakin besar ukuran, semakin dicari oleh pasar. Permintaan pasar oleh lobster air tawar tidak hanya semata-mata hanya pada ukuran. Keutuhan capit juga menjadi syarat yang mutlak untuk diterima pasar. cara memanen lobster tergantung pada sistem kolam yang digunakan.

1) Pemanenan pada kolam sistem monik
Kolam sistem monik memiliki saluran pembuangan dari papan. Sementara pada bagian dasarnya memiliki kemalir yang kedalamnya melebihi dasar kolam lainnya. Jenis kolam ini bisa digunakan untuk 25
pembenihan maupun pembesaran lobster air tawar. Cara pemanennya
sebagai berikut ;
a) Pasang saringan didepan pintu pengeluaran (monik).
b) Cabut papan monik yang paling atas dan biarkan airnya terbuang hingga mencapai ketinggian papan dibawahnya. Cabut papan kedua dan biarkan air terbuang.
c) Siapkan ember yang telah berisi air. Sebaiknya ember diisi dengan air yang berasal dari kolam agar suhu dan pH nya sama ketika dipindahkan, bibit tidak terlalu stres.
d) Sambil menunggu air surut, angkat subtract. Bibit-bibit akan menempel pada subtract. Masukan subtract dengan bibit kedalam ember.
e) Jika telah penuh dengan subtract, pindahkan bibit beserta dengan subtractnya ke hapa yang dipasang tidak jauh dari tempat pemanenan.
f) Bila airnya sudah surut lagi, cabut papan ketiga agar airnya lebih surut. Biasanya bibit yang tidak menempel pada subtract akan berkumpul di kemalir. Tangkap sisa bibit tersebut menggunakan scoop net, lalu masukan keember atau ke hapa.
2) Pemanenan di kolam bersistem sipon.
Adapun tahap pemanenan lobster air tawar sistem sipon sebagai berikut
;
a) Cabut pipa PVCD yang menghubungkan saluran pembuangan
mendatar. Air akan keluar dengan sendirinya.
b) Pada pintu saluran pembuangan didalam kolam pasang saringan dari jaring agar bibit atau ukuran konsumsi tidak ikut terbuang bersama air.
c) Sambil menunggu air surut, ambil subtract yang terisi oleh lobster air tawar dan masukan kedalam ember
d) Jika embernya penuh, pindahkan lobster tersebut kedalam tempat penampungan.

3) Pemanenan pada kolam Jenis Lain

Kolam jenis lain disini yaitu kolam dengan sistem pembuangan selain sistem sipon dan monik. Biasanya, kolam ini tidak memiliki sistem pembuangan yang baik oleh karenanya, cara pemanenan lobster pada kolam ini sedikit berbeda dengan jenis kolam lainnya. Adapun cara
pemanenan pada kolam sebagai berikut ;26
a. Sambungkan selang pada mesin pompa dan ujung selang dipasang jaring atau kawat ram
b. Masukan ujung selang kedalam dasar dan hidupkan pompa
c. Ketika air sudah mulai surut, ambil lobster beserta subtractnya dan masukan kedalam ember.
d. Jika embernya penuh, pindahkan lobster tersebut kedalam
penampungan


Dekianlah informasi lengkap mengenai Cara Budidaya Dan Ternak Lobster Air Tawar Terlengkap . Kunjungi informasi lainya seperti Cara Budidaya Dan Ternak Cacing Sutra Terlengkap . Terimakasih 

Cara Budidaya Dan Ternak Cacing Sutra Terlengkap

Cara Budidaya Dan Ternak Cacing Sutra Terlengkap
Cara Budidaya Dan Ternak Cacing Sutra Terlengkap - Budidaya Cacing Sutra . Cacing sutra merupakan jenis cacing yang berfungsi sebagai makanan yang tergolong favorit untuk ikan hias . Kandungan gizi yang ada di dalam cacing sutra tergolong tinggi dan sangat bagus untuk ikan peliharaan . Permintaaan akan ketersediaaan cacing sutra di Indonesia cukup tinggi dan ini merupakan peluang besar untuk sobat jika ingin terjun ke usaha ini . Berikut ni panduan lengkap untuk sobat untuk memulai budidaya cacing tanah .




Persiapan kolam budidaya cacing sutra

Persiapkan kolam sesuai dengan luas area yang ada. Untuk ideal sebaiknya 1 m x 2 m. Setiap kolam harus mempunyai banyak endapan lumpur halus dan dilengkapi dengan saluran masuk dan keluar air. Setiap kubangan lumpur dibuat petakan kecil ukuran 20 cm x 20 cm tinggi 10 cm.

Lahan diberi dedak halus dan pupuk kandang sudah dijemur selama 6 jam. Siapkan juga bakteri EM4 untuk fermentasi pupuk kandang. Fermentasi penting berguna untuk menaikkan kandungan N-organik dan C-organik dua kali lipat. Hasil fermentasi yang telah bercampur lumpur akan menjadi pakan cacing. Selama fermentasi lahan direndam air setinggi 5 cm selama empat hari.

Lalu bagian atas endapan air dibuang atau diturunkan mencapai 5 cm – 10 cm dari permukaan lumpur.

Lumpur diratakan dengan serok kayu dan biarkan selama beberapa hari hingga lumpur halus dalam kolam banyak. Jaga kolam terhindar dari pemangsa dan hama cacing.

Setelah kolam siap, alirkan air dengan debit 2 - 5 liter / detik.

Persiapan Bibit cacing sutra

Taburkan induk cacing sutra 2 - 3 liter ke dalam kolam. Bibit cacing dapat dibeli di peternak atau beli di pasar.

Selain endapan lumpur cacing sutra juga diberi makanan setiap hari, dapat diberikan ampas tahu atau kotoran ayam.


Untuk menjaga hama cacing juga harus jauh dari anak kodok suka memakan cacing

Persiapan Media Tumbuh

Budidaya cacing sutra dengan media nampan sebetulnya sudah bukan hal baru,mengingat cara ini sudah dilakukan semenjak awal tahun 2013, namun baru populer di masa sekarang. Budidaya ini menggunakan sistem SCRS (Semi Closed Resirculating System). Sistem ini meruapakan metode pengolahan dan penggunaan kembali air yang dipakai pada proses budidaya cacing sutra. Pengisian air baru dilakukan ketika air dalam nampan mengalami penyusutan akibat penguapan atau evaporasi.

Budidaya cacing sutra menggunakan nampan memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:

1. Lebih hemat dalam pemakaian air

Air yang telah melalui susunan media pada media nampan ditampung pada wadah yang ada di bagian bawah rak dan selanjutnya dialirkan kembali ke media nampan yang paling atas dengan memakai pompa air atau dab.

2. Menghemat dalam Pemakaian Probiotik dan jenis Obat-obatan yang lain.

Probiotik dan obat-obatan yang telah dicampurkan pada media tumbuh atau substrat budidaya cacing sutra yang ikut kebawa arus air tidak langsung terbuang dengan percuma ke perairan luar. Probiotik yang ikut tertampung di suatu wadah bagian bawah wadah rak bersama air dapat dipakai kembali dengan cara mengalirkan ke media yang terletak di paling atas dengan bantuan pompa air atau dab.

3. Tidak membutuhkan lahan yang luas, karena hanya menggunakan nampan yang tersusun secara vertikal. Anda pun dapat melakukannya sendiri di rumah, cukup simpel dan praktis dibanding jenis budidaya yang lain.

Agar kapasitas produksi cacing sutra menggunakan nampan bisa maksimal, sebaiknya Anda memperhatikan beberapa hal sebagai berikut,

1. Pilihlah nampan yang awet dan tahan pecah, sehingga bibit yang sudah ada di media tidak harus mengulang sedari awal budidaya yang pada umumnya membutuhkan waktu sekitar 50 – 57 hari mulai dari proses awal hingga sampai panen.

2. Gunakan material rangka penyangga nampan yang kuat, yang tahan terhadap cuaca untuk mencegah rapuh atau roboh.

3. Aturlah jumlah nampan sebanyak mungkin, dengan tetap mempertimbangkan kekuatan rangka

4. Semakin banyak rak susunan nampan, tentunya semakin tinggi jumlah produksi cacing sutra.

Media tumbuh bisa dilakukan dengan membuat kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Setiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm. Atau wadah budidaya dapat dibuat dari bahan terpal.

Pemupukan

(Mulai dari proses pemupukan hingga panen, kami menjelaskan budidaya cacing sutra menggunakan media terpal. bagi Anda yang ingin berbudidaya menggunakan media nampan bisa menyesuaikan berdasarkan jumlah dan ukuran nampan)

Sama seperti pada budidaya lainnya agar pertumbuhan cacing ini baik dan normal perlu dilakukan pemupukan. caranya yaitu Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/ m2 untuk sumber makanan cacing. Cacing sutra sangat menyukai bahan organik sebagai bahan makanannya.
Cara pembuatan pupuk :

Cara yang dilakukan dalam pembuatannya yaitu kita Siapkan kotoran ayam, lalu kotoran tersebut dijemur sekitar 6 jam tujuannya yaitu agar kotoran tersebut itu kering sehingga gas beracun yang ada dalam kotoran yang mungkin berbahaya itu dapat lenyap dan hilang karena menguap.
Sebaiknya Siapkan bakteri EM4 atau fermentor lainnya untuk fermentasi kotoran ayam tersebut. Fermentor ini dapat anda beli dan banyak terdapat di toko Saprodi pertanian, perikanan, dan peternakan.

Lalu Aktifkan bakterinya yaitu dengan cara menambahkan ¼ sendok makan gula pasir + 4ml EM4 + dalam 300 ml air setelah itu didiamkan sejenak sekitar kurang lebih 2 jam.
Campur cairan itu ke 10 kg kotoran ayam yang sudah di jemur tadi, aduk hingga rata.
Selanjutnya masukkan ke wadah yang tertutup rapat selama 5 hari maksudnya agar kotoran ayam dapat terfermentasi secara baik dan hasilnya sempurna.

Lakukan Fermentasi

Fermentasi ini dilakukan dengan tujuan untuk menaikkan kandungan unsur N-organik dan C-organik hingga 2 kali lipat. Caranya adalah lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.

Proses Penebaran Bibit

Supaya hasilnya bagus bibit cacing sutera ini ditebarkan secara merata. Diusahakan selama proses budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter/detik (arus lamban)

Cara Pemeliharaan cacing sutera yang baik

Budidaya ini bisa saja dilakukan oleh siapa saja namun dengan menggunakan sistim budidaya agar usaha budidaya cacing ini menghasilkan produk yang bermutu dan bagus sehingga jauh dari hama maupun penyakit, dan bebas bakteri patogen maka untuk Lahan perlu ada lahan uji coba.

Lahan uji coba berupa kolam tanah/terpal berukuran 8 x 1,5m dengan kedalaman 30 cm.
Dasar kolam uji coba ini hanya diisi dengan sedikit lumpur (gunakan lumpur bebas limbah kimia).
Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu, kolam dibersihkan dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama bagi cacing sutra, seperti keong mas atau kijing.

Pipa Air Keluar (Pipa Pengeluaran/Outlet)dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi dengan baik.Pipa Pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon berdiameter 2 inci dengan panjangsekitar 15 cm.

Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan danbenda-benda keras lainnya. Hendaknya konstruksi tanah dasar kolam relatif datar atau tidak bergelombang.
Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang dianggap banyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai 10 cm.
Tanah dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar terlihat rata dantidak terdapat lumpur yang keras.

Untuk memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan lumpur tersebut. Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air akan terlihat sama di semua bagian.
Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan ikan, kemudiansebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki.
Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 5 cm, sesuaipanjang pipa pembuangan.
Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas yang dihasilkan dari kotoran ayam hilang. Cirinya, media sudah tidak beraroma busuk lagi.
Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di dalambaskom agar gumpalannya buyar.

Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budi daya ke seluruhpermukaan kolam secara merata.Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci.

Pakan Cacing Sutra

Karena cacing sutra termasuk makhluk hidup, tentunya cacing sutra tersebut juga membutuhkan makan. Makanannya adalah bahan organik yang bercampur dengan lumpur atau sedimen di dasar perairan. Cara makan cacing sutra adalah dengan cara menelan makanan bersama sedimennya dan karena cacing sutra mempunyai mekanisme yang dapat memisahkan sedimen dan makanan yang mereka butuhkan. Jadi kita juga harus menyediakan makanannya tersebut.

Cara Panen Yang Baik Pada Cacing Sutra

Waktu diperlukan untuk melakukan panen cacing sutera dalam usaha ini dilakukan setelah budidaya berlangsung beberapa minggu dan berturut-turut bahkan panen bisa dilakukan setiap dua minggu sekali. Cara pemanenan cacing sutera dapat dilakunan dengan menggunakan serok tapi yang bahannya halus/lembut. Cacing sutera yang didapat dan masih bercampur dengan media budidaya dimasukkan kedalam ember atau bak yang diisi air, kira –kira 1 cm diatas media budidaya agar cacing sutera atau cacing rambut naik ke permukaan media budidaya. caranya yatitu Ember ditutup hingga bagian dalam menjadi gelap dan dibiarkan selama enam jam. Setelah enam jam, cacing rambut yang menggerombol diatas media diambil dengan tangan. Dengan cara ini didapat cacing sutera sebanyak 30 – 50 gram/m2 per dua minggu. Kemudian jika anda ingin melakukan sistim panen ini dapatberkesinambungan sebaiknya perlu dirancang sedemikian rupa sehingga panjang parit perlu diatur agar bisa memenuhi keperluan yang diharapkan untuk setiap harinya.


Demikianlah informasi lengkap mengenai Cara Budidaya Dan Ternak Cacing Sutra Terlengkap kunjungi informasi lainya seperti Cara Budidaya Ikan Arwana Terlengkap . Termakasih

Cara Budidaya Ikan Arwana Terlengkap

Cara Budidaya Ikan Arwana Terlengkap
Cara Budidaya Ikan Arwana -  Budidaya Ikan Arwana saat ini di Indonesia sedikit banyak telah berkembang . Ikan Arwana sendiri merupakan jenis ikan hias yang banyak digemari oleh masyarakat yang berani untuk mengeluarkan kocek sedikit dalam untuk menikmati keindahan arwana dirumahnya n. Ini merupakan peluang bisnis yang cukup menjanjikan . Berikut ulasan selengkapnya untuk sobat yang ingin terjun ke dunia budidaya arwana ini . 

Persiapa Pembuatan Kolam :

Parameter Air.

pH. Arwana dapat hidup pada selang pH cukup lebar. Namun disarankan agar mereka dipelihara sesuai dengan kondisi aslinya di alam yaitu pada selang pH netral sampai agak masam (pH 6.0 -7.0).
Kesadahan. Arwana berasal dari perairan dengan kesadahan rendah, oleh karena itu direkomendasikan untuk memeliharanya pada selang kesadahan ini (GH 8°). Arwana silver dapat hidup pada kisaran GH 4-10.

Temperatur. Arwana direkomendasikan untuk diperlihara pada selang suhu 26 – 30 °C. Seperti halnya jenis ikan yang lain, hindari terjadinya perubahan suhu mendadak. Perubahan suhu mendadak dapat menyebabkan shock pada ikan yang bersangkutan, dan dapat memicu berbagai masalah. Suhu terlalu tinggi untuk jangka waktu lama diketahui dapat menyebabkan tutup insang menggulung, halini tentu akan sangat menggangggu keindahan ikan tersebut.

Pencahayaan. Sebaiknya di area terang tanpa sinar matahari secara langsung.Arwana bukan termasuk ikan yang sulit dipelihara, hanya perlu beberapa saat setiap hari atau beberapa jam setiap minggu untuk merawat dan mencek kondisi ikan dan lingkungannya. 


Cara Budidaya Ikan Arwana Terlengkap

Persayaratan lokasi
  • Untuk membudidayakan ikan arwana ini harus membutuhkan kolam yang bersih dan terbuat dari semen yang sudah di olah.
  • Lokasi pembuatan kolam sebaiknya mudah di jangkau.
  • Harus memiliki pH 5-7
  • Saluran drainase baik dan lancar, agar tidak mudah terserang hama dan penyakit.
  • Untuk kedalaman kolam sebaiknya.
  • Panduan Budidaya Ikan Arwana

a. Persiapan Kolam

Pembuatan kolam ikan arwana yang terbuat dari kolam semen maupun kolam tanah. Harus di lengkapi dengan saluran pembuangan air. Karena ikan Arwana sangat rentang kondisi air yang sangat kotor dan mengakibatkan kematian.

b. Persiapan bibit

indukan jantan
  • Memiliki kepala sangat besar.
  • Gerakan yang sangat lincah.
  • Memiliki tubuh yang lebih ramping di bandingan dengan betina.
  • Sudah berumur 6- 7 bulan atau sudah siap kawin.

Indukan betina
  • Memiliki kepala kecil dari badan.
  • Gerakan sangat lambat.
  • Memiliki tubuh yang lebig buntal atau gendut
  • Sudah berumur 1-1,5 tahun atau sudah siap kawin.
  • Syarat utama  indukan ikan arwana yang baik
  • Memiliki warna yang sangat baik.

Indukan berasal dari variates dan jenis yang sangat berkualitas.
Berat badan mencapai 200-300 gram dan panjang tergantung dengan usia.
Pemijahan atau pembenihan dapat di lakukan selama 1- 2 bulan agar lebih baik bahkan juga lebih.

c. Pemijahan Ikan arwana

Pemijahan arwana dapat di lakukan pada kolam apapun, namun harus melakukan penyeterilan pada kolam dan terbebasa dari hama dan penyakit. Sebelum pemijahan di lakukan sebaiknya lakukan pengelolahan kolam dengan memberikan pengapuran dan juga pemberian pupuk kandang . Hal ini bertujuan agar hama dan penyakit tidak mengendap dan juga memberikan pakan alami buat ikan arwana.

Pembuatan kolam ikan arwana terbuat dari tanah atau semen tergantung kepemilikan. Dengan luas 50-60 m2 , sedalam 50 -60 cm , kemudian pembuatan sarag untuk peneluran yang di lengkapi dengan pemberiaan pasir atau tanah liat. Dan diamkan kolam selama 1 minggu.

Cara pemijahan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu cara alami dan juga buatan. Jika anda tidak mengetahui cara buatan sebaiknya ikuti langka berikut ini:

Menyiapkan indukan betina yang sudah di pilih tergantung dengan anda.
Kemudian menyiapkan indukan jantan 1 : 2 pada betina.
Lalu setelah indukan sudah beberapa hari biarkan dahulu dan sampai penetasan, baru bisa memindahkan langsung. Untuk lebi jelasnya lihat Cara Pembenihan Ikan Arwana

Pemeliharan benih dan pembesaran  ikan arwana

a. Kolam Pendederan

benih yang sudah menetas sebaikny di pindahan kekolam pendederan, hal ini agar mempercepat pertumbuhan ikan arwana.

b. Penjarangan

Jika ikan arwana sudah membesar sebaiknya mengurangi jumlah ikan arwan di dalam kolam dengan menempatkannya di akuariaum maupun di bak tertentu.

c. Pemberian pakan

Pemberian pakan pada ikan arwana sebaiknya mengunakan pakan buatan maupun pakan alami. Pakan buatan yaitu terbuatan dari limabah pertanian yaitu pelet atau dedak dan pakan alami mengggunakan dari alam yaitu cacing. Pemberian pakan ini 2 kali dalam sehari pagi dan sore hari.

d. Pengontrolan air dan suhu

Hal ini adalah terpenting dalam melakukan budidaya ikan arwana , karena ikan arwana sangat rentag terhadap penyakit yang akan datang. Sebaiknya lakukan pembuangan air dan mengantikan air yang baru hal ini di lakukan 5-7 hari sekali.

Hama dan penyakit ika arwana

Hama dan penyakit yang sering menyerang pada ikan arwana yaitu di sebabkan oleh bakteri, parasit, dan juga lingkungan. Hama dan penyakit yang di sebabkan oleh bakteri yaitu penducle, edward siella. Hama dan penyakit di sebabkan oleh parasit adalah bintik putih dan gatal . sedangkan yang di sebabkan oleh lingkungan yaitu kejadian abnormal pada ikan arwana. Pengendalian dalam masalah ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pengentrolan ikan arwan, suhu dan air.

Panen dan Pasca Panen

Pemanen ikan arwana tergantung dengan varietes yang di budidayakan, pemanen ini biasanya membutuhkan waktu 7-8 bulan setelah masa pembesaran. Hal ini dilakukan dengan cara mengeringkan dengan cara mengeringkan kolam, kemudian menjaringnya dan memasukan kedalam wadah yang sudah disiapkan.


Demikianlah informasi mengenai Cara Budidaya Ikan Arwana Terlengkap . Kunjungi informasi menarik lainya seperti Cara Budidaya Dan Ternak Ikan Nila Terlengkap . Terimakasih 

Cara Budidaya Dan Ternak Ikan Nila Terlengkap

Cara Budidaya Dan Ternak Ikan Nila Terlengkap
Cara Budidaya Dan Ternak Ikan Nila Terlengkap -  Budidaya Nila . Ikan Nila merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang banyak digemari masyarakat Indonesia . Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai dan danau Indonesia 

Keunggulan Peluang Usaha Budidaya Ikan Nila

Ikan ini merupakan salah satu ikan jenis air tawar yang paling di gemari oleh para pembudidaya. Hal ini bukan tanpa alasan, kami telah mengumpulkan data yang kemudian dapat kami simpulkan bahwa beternak ikan nila memiliki kemudahan yaitu :

1. Ikan Nila Lebih Tahan Terhadap Penyakit

Tidak seperti ikan gurameh, atau ikan lele. Ikan Nila memiliki ketahanan tubuh yang lebih kuat daripada ikan tawar lainnya. Ikan ini memiliki tipe tubuh dengan pergerakan yang cepat sehingga dagingny kenyal dan padat sekaligus sehat. ANda tahu kan kalau orang sering olahraga maka tubuhnya sehat? Nila banyak bergerak sehingga amat sehat dan lebih tahan penyakit.

2. Harga Ikan Nila tinggi

Untuk harga jual per Kg ikan Nila konsumsi, biasanya berkisar pada nominl Rp. 14.000.,-. Namun anda dapat menjualnya dalam ukuran benih.

3. Permintaan Ikan Nila TInggi

Inilah salah satu peluang usaha yang permintaannya cetar membahana, tak pernah kelebihan permintaan tapi justru kekurangan. Untuk itulah, anda harus bersiap untuk mencoba peluang usaha ini karena anda bisa menjualnya dengan mudah.

4. Ikan Nila termasuk pemakan segala

Ikan nila bisa di pelihara tanpa anda mengeluarkan modal lebih untuk pakan. Tidak seperti ikan gurami atau lele, ikan nila bisa diberi makanan sisa rumah tangga, daun talas, daun pepaya, atau yang lainnya. kemudahan dalam pemberian pakan akan dapat menghemat pengeluaran anda.


PEMBESARAN DI KOLAM AIR TENANG (KAT)

Konstruksi Kolam

Bentuk petakan tidak perlu segi empat

  • Luas petakan kolam (500-1000) M2 Pematang kolam kokoh, kedap air dengan Iebar 50 cm
  • Saluran pemasukan dan pengeluaran terletak pada sisi yang berseberangan
  • Saringan terbuat dari kawat, bambu atau jaring/hapa yang diletakkan pada saluran pemasukan dan pengeluaran
  • Kedalam kolam berkisar antara (0,5-1,5) m
  • Parit keliling atau diagonal dengan kedalaman antara (20-50) cm dengan Iebar berkisar antara (50-200) cm. manfaat ikan gabus


Persiapan Pemeliharaan

  • Penjemuran kolam sampai tanah dasar menjadi retak-retak selama 4-7 hari
  • Pemberian kapur tohor dengan dosis 25-50 g/M2
  • Pemupukan dasar berupa pupuk organik dengan dosis 250-500 g/m2 dan pupuk anorganik seperti urea 15 g/ M2, TSP 10 g/ M2, dan NH4NO315 g/M2, untuk menumbuhkan plankton. Pupuk yang digunakan ditebarkan secara merata di dasar kolam.

Padat Penebaran Benih


    I 5-10 ekor/  M2 ukuran 8-12 cm atau bobot  ±15-20 g/ekor

Pemberian Pakan

Selain pakan alami yang tersedia di kolam, diberikan juga pakan tambahan (pellet) dengan kadnugan protein minimal 28%
Frekuensi pemberian pakan 2-3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan sore hari
Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3-5% dari bobot biomassa ikan perhari tergantung dari umur dan bobot ikan

Perkembangbiakan

Ikan nila dapat mencapai saat dewasa pada umur 4 – 5 bulan dan ia akan mencapai pertumbuhan maksimal untuk melahirkan sampai berumur 1,5 – 2 tahun. Pada saat ia berumur lebih dari 1 tahun kira – kira beratnya mencapai 800g dan saat ini ia bisa mengeluarkan 1200 – 1500 larva setiap kali ia memijah. Dan dapat berlangsung selama 6 – 7 kali dalam setahun. Sebelum memijah ikan nila jantan selalu membuat sarang di dasar perairan dan daerahnya akan ia jaga dan merupakan daerah teritorialnya sendiri. Ikan Nila jantan menjadi agresif saat musim ini

Kebiasaan makan ikan Nila

Ikan nila termasuk dalam ikan pemakan segala atau Omnivora. Ikan ini dapat berkembang biak dengan aneka makanan baik hewani maupun nabati. Ikan nila saat ia masih benih, pakannya adalah plankton dan lumut sedangkan jika ia sudah dewasa ia mampu diberi makanan tambahan seperti pelet dan berbagai makanan lain yaitu daun talas.

Hal yang harus anda ketahui untuk memelihara ikan nila adalah : pertumbuhan dari ikan ini sangat bergantung dari pengaruh fisika dan kimia serta interaksinya. Pada saat curah hujan yang tinggi misalnya pertumbuhan berbagai tanaman air akan berkurang sehingga mengganggu pertumbuhan air dan secara tidak langsung mengganggu pertumbuhan ikan nila. Ikan nila juga akan lebih cepar tumbuhnya jika dipelihara di kolam yang dangkal airnya, karena di kolam dangkal pertumbuhan tanaman dan ganggang lebih cepat dibandingkan di kolam yang dalam. Ada yang lain yaitu kolam yang pada saat pembuatannya menggunakan pupuk organic atau pupuk kandang juga akan membuat pertumbuhan tanaman air lebih baik dan ikan nila juga akan lebih pesat pertumbuhannya.
Ikan nila jantan juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang betina. Ikan jantan memiliki pertumbuhan 40% lebih cepat dibandingkan dengan yang betina. Terlebih jika dipelihara dalam kolam yang dibedakan. Atau monosex

Pembenihan Ikan Nila

Lahan atau kolam untuk pembenihan ikan nila dibagi dalam dua kelompok yaitu kolam pemijahan dan kolam pendederan. Kolam-kolam sebaiknya dibuat dengan pematang yang kuat , tidak porous ( rembes ), ketinggian pematang aman ( minimal 30 cm dari permukaan air ), sumber pemasukan air yang terjamin kelancarannya, dan luas kolam masing – masing 200 m2. Di samping itu perlu di perhatikan juga keamanan dari hama pemangsa ikan seperti anjing air, burung hantu, kucing dan lain-lain, sehingga dianjurkan agar agar lingkungan perkolaman babas dari pohon pohon yang tinggi dan rindang, sementara sinar matahari pun dapat masuk ke dalam kolam.

Induk ikan nila mempunyai bobot rata-rata 300 g/ekor. perbandingan betina dan jantan untuk pemijahan adalah 3:1 dengan padat tebar 3 ekor /m2. Pemberian pakan berbentuk pellet sebanyak 2% dari bobot biomassa per hari dan diberikan tiga kali dalam sehari. Induk ikan ini sebaiknya didatangkan dari instansi resmi yang melakukan seleksi dan pemuliaan calon induk diantaranya Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Sukamandi, sehingga kualitas kemurnian dan keunggulannya terjamin.

Induk nila betina dapat matang telur setiap 45 hari. Setiap induk betina menghasilkan larva ( benih baru menetas ) pada tahap awal sekitar 300 g sebanyak 250-300 ekor larva. Jumlah ini akan meningkat sampai mencapai 900 ekor larva sesuai dengan pertambahan bobot induk betina ( 900 g ). Setelah selesai masa pemijahan dalam satu siklus ( 45 hari ), induk-induk betina diistirahatkan dan dipisahkan dari induk jantan selama 3-4 minggu dan diberi pakan dengan kandungan protein diatas 35 %.

Setelah dua minggu masa pemeliharaan adaptasidi kolambiasanya induk-induk betina mulai ada yang beranak, menghasikan larva yang biasanya masih berada dalam pengasuhan induknya. Larva -larva tersebut dikumpulkan denga cara diserok memakai serokan yang terbuat dari kain halus dan selanjutnya ditampung dalam happa ukuran 2 x 0,9 x 0,9 m3. Pengumpulan larva dilakukan beberapa kali dari pagi sampai sore, dan duusahakan larva yang terkumpul satu hari ditampung minimal dalam satu happa.

Jantanisasi Benih ikan nila

Untuk mendapatkan benih ikan nila tunggal kelamin jantan ( monoseks ) maka dilakukan proses jantanisasi. Untuk keperluan ini diperlukan minimal 24 buah happa ukuran masing-masing 2 x 2 x 2 m3 yang ditempatkan dalam kolam dengan luas kurang lebih 400 m2 dan kedalam air minimal 1,5 m. Kedalam setiap hapa dapat diisi larva ikan sebanyak 20.000-30.000 ekor . Larva diberi pakan berbentuk tepung yang telah dicampur dengan hormon 17 Alpha Methyl Testosteron sampai masa masa pemeliharaan selama 17 hari.

Larva hasil proses jantanisasi selanjutnya dipelihara dalam kolam pendederan berukuran 200 m2. Kolam sebelumnya harus dikeringkan, lumpurnya dikeduk, diberi kapur sebanyak 50 g/m2, dan diberi pupuk kotoran ayam sebanyak 250 g/m2. Setelah pengapuran dan pemupukan, kolam diisi secara perlahan-lahan sampai ketinggian air sekitar 70 cm, digenangi selama 3 hari, diberi pupuk urea dan TSP masing -masing sebanyak 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2. Setelah kolam pendederan terisi air selam 7 hari, benih ikan hasil proses jantanisasi dimasukkan dengan kepadatan 250 ekor/m2. Pemberian pakan tambahan dapat dilakukan dengan pakan berbentuk tepung yang khusus untuk benih ikan. Pemupukan ulang dengan urea dan dan TSP dilakukan seminggu sekali dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2 kolam dan diberikan selama pemeliharaan ikan.

Setelah masa pemeliharaan 21 hari, ikan denga bobot rata-rata 1,25 g ( ukuran panjang 3-5 cm ) bisa dipanen. Untuk panen benih ikan nila sebaiknya digunakan jaring eret pada pengankapan awal. Bila jumlah ikan dalam kolam diperkirakan tinggal sedikit baru dilakukan pengeringan airnya.

Ikan mempunyai daya tahan yang baik selama diangkut apabila perutnya dalam keadaan kosong dan suhu air media relatif dingin. Karena itu apabila akan panen dan diangkut sebaiknya ikan tidak diberi makan minimal 1 hari. Pengangkutan menggunakan kantong plastik, dimana seper empat bagian berisi air dan tiga per empat bagian berisi oksigen murni yang diberi es balok ukuran 20 x 20 x 20 cm3 ( es balok berada dalam media air bersama benih ikan ). Kantong plastik dengan volume 20 L bisa diisi ikan ukuran 5 cm maksimal 1.500 ekor/kantong, dengan lama masa toleransi dalam kantong sekitar 10 jam.

Pembesaran ikan nila di Tambak

Usaha pembesaran ikan nila di tambak dengan sistem monokultur, mempunyai sasaran produksi untuk pasar domestik maupun ekspor.

Untuk pembesaran nila di tambak, yang pertama dilakukan adalah tambak diperbaiki pematangnya, saluran air dan pintu-pintu airnya. Lumpur dasar tambak diangkat, selanjutnya tambak dikeringkan, sehingga semua hama ikan yang suka mengganggu bisa musnah. Pengapuran dilakukan dengan takaran 50 g/m2 dan pemupukan dengan pupuk kandang sebanyak 250 g/m2. Kemudian tambak diisi air sampai ketinggian 70 cm, setelah tiga hari dilakukan pemupukan dengan urea dan TSP dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2. Pada awal pengisian air diusahakan kadar garamnya sekitar 5 ppt dan selanjutnya bisa dinaikan selam masa pemeliharaan sampai 15 ppt.

Benih yang ditebar sebaiknya berukuran + 1,25 g ( panjang 3-5 cm ) dengan ukuran yang seragam dan sehat ditandai dengan warna cerah, gerakan yang gesit dan responsif terhadap pakan. Untuk target panen ukuran rata-rata 15 g/ekor (+ 1 bulan ), padat penebaran sebanyak 20 ekor/m2. Sedangkan untuk terget panen ukuran 500 g/ekor (+ 6 bulan pemeliharaan), padat penebaran sebanyak 4 ekor/m2.

Selama masa pemeliharaan ini ikan diberi pakan tambahan berbentuk pelet sebanyak 3%-5% per hari dari biomassa, dan diberikan dengan frekuensi tiga kali sehari, pakan tersebut harus berkualitas dengan komposisi protein minimal 25% . 

Pada awal pemeliharaan, ketinggian air dipertahankan minimal 70 cm, dan bila masa pemeliharaan telah telah mencapai dua bulan ketinggian air dinaikan, sehingga menjelang pemeliharaan empat bulan ketinggian diusahakan mencapai 1,5 m.

Pemupukan ulang dengan pupuk kandang dilakukan dua bulan sekali dengan takaran 250 g/m2, sedangkan pemupukan ulang urea dan TSP dilakukan setiap minggu dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2 selama masa pemeliharaan.

Dengan target produksi ukuran 500 g atau lebih per ekor terutama diperlukan untuk produksi fillet, maka masa pemeliharaan adalah sekitar enam bulan. Pemanenan dilakukan dengan cara disusur dari ujung menggunakan jaring seser. Bila dirasakan populasi ikan dalam tambak sudah tinggal sedikit, baru air tambak dikeringkan. Diusahakan ikan hasil tangkapan harus dalam keadaan segar dan prima. Selainitu, untuk pasar ekspor komoditas nila ini diperlukan penanganan yang lebih hati-hati terutama sekali dari aspek higienis dan penampilan produk.

Demikianlah informasi lengkap mengenai Cara Budidaya Dan Ternak Ikan Nila Terlengkap . Kunjung informasi menarik lainya seperti Cara Budidaya Dan Ternak Belut Terlengkap . Terimakasih